Pertanyaan: Bagaimana Hukum Shalat Di Atas Kereta Api?
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Numpang tanya dan terima kasih atas pencerahannya. Kereta api adalah transportasi bagi orang orang yang bepergian jauh, yang di samping lebih murah dibanding dengan bus, juga lebih efektif dan efesien waktu karena langsung sampai kota tujuan tanpa gonta ganti kendaraan.
a.Apakah alasan hemat biaya, efektif dan efesien waktu memperbolehkan mereka memilih kereta api dengan konsekwensi melakukan sholat lihurmatil waqti ?
b.Bagaimanakah cara yang benar sholat lihurmatil waqti dalam kereta api?
c.Wajibkah mengqodho ( mengulang ) sholat yang sudah di kerjakan di atas kereta api?
d.Bolehkah memilih mengqodho sholat daripada sholat lihurmatil waqti ( karena malu)?
terima kasih, wasalaamu’alaiku wr wb.
[Ayu Avia].
Jawaban atas pertanyaan Hukum Shalat Di Atas Kereta Api
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Kalau boleh bunda akan bantu menyimpulkan, sebenarnya jawaban dari pertanyaan ini sudah bisa diketahui lewat gabungan dari dua dokumen:
a.Faktor hemat biaya sudah cukup sebagai alasan. Yakni mengingat bila kita turun dari kereta dan shalat di stasiun ada kemungkinan besar mengalami keterlambatan kereta. Sebab pada kenyataannya lamanya berhenti kereta tidak pasti dan umumnya berhenti sebentar.
b.Dilakukan sebisa mungkin menetapi rukun shalat sesuai posisi yang dialami. Namun tidak didapati penjelasan rukhshah meniadakan membungkuk untuk sujud hanya dikarenakan malu pada penumpang lain.
c.Menurut pendapat mayoritas ulama adalah wajib mengqadha karena termasuk udzur yang jarang, sebagian lagi mengatakan tidak wajib.
d.Tidak boleh, alasan dilakukannya shalat lihurmatil waqti adalah agar tidak sampai meninggalkan atau mengakhirkan shalat di saat waktunya telah tiba.
العبارات :
المجموع شرح المهذب ج3 ص242
(فرع) قال أصحابنا ولو حضرت الصلاة المكتوبة وهم سائرون وخاف لو نزل ليصليها علي الارض الي القبلة انقطاعا عن رفقته أو خاف علي نفسه أو ماله لم يجز ترك الصلاة وإخراجها عن وقتها بل يصليها على الدابة لحرمة الوقت وتجب الاعادة لانه عذر نادر هكذا ذكر المسألة جماعة منهم صاحب التهذيب والرافعي وقال القاضى حسين يصلي علي الدابة كما ذكرنا قال ووجوب الاعادة يحتمل وجهين أحدهما لا تجب كشدة الخوف والثانى تجب لان هذا نادر ومما يستدل للمسألة حديث يعلي بن مرة رضى الله عنه الذى ذكرناه في باب الاذان في مسألة القيام في الاذان .
ترشيح المستفيدين ص51
(قوله نفل سفر) خرج به الفرض ولو نذرا او جنبا فلا يصليه راكبا ولا ماشيا وان استقبل وطال سفره لان الاستقرار شرط له نعم ان خاف من نزوله مشقة شديدة او خاف فوات الرفقة ان تفخش صلي راكبا بحسب حاله واعاد عند م ر , وفي التحفة ويحمل القول بالاعادة علي من لم يستقبل او لم يتم الاركان .
Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.
[Bunda Aina].
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.