Inilah Maksiat yang Berpengaruh Pada Tidak Diterimanya Sholat Selama 40 Hari

Pertanyaan: Adakah Penjelasan Terkait Maksiat yang Berpengaruh Pada Tidak Diterimanya Sholat Selama 40 Hari?

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Pernah denger keterangan bahwa ada suatu maksiat jika dilakukan maka sholat / amalnya tak diterima slama 40 hari. Apakah ini benar-benar ada hadisnya? Dan apabila benar, terus bagaimana menanggapi orang yang mau taubat? Apa malah tidak memberatkan? Mohon penjelasannya, Trima kasih

Bacaan Lainnya

[Fik Rye]

Jawaban atas pertanyaan Maksiat yang Berpengaruh Pada Tidak Diterimanya Sholat Selama 40 Hari

Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Benar, salah satu contohnya adalah peminum arak / minuman yang memabukkan

لايشرب الخمر رجل من أمّتي فيقبل الله منه صلاة أربعين يوما

“Seorang yang meminum khamar dari golonganku, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari” (HR. An-Nasai).

Dalam Syarah Imam Suyuthi atas kitab Sunan An-Nasai

ذكر الرواية المبينة عن صلوات شارب الخمر

5664 أخبرنا علي بن حجر قال أنبأنا عثمان بن حصن بن علاق دمشقي قال حدثنا عروة بن رويم أن ابن الديلمي ركب يطلب عبد الله بن عمرو بن العاص قال ابن الديلمي فدخلت عليه فقلت هل سمعت يا عبد الله بن عمرو رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر شأن الخمر بشيء فقال نعم سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول لا يشرب الخمر رجل من أمتي فيقبل الله منه صلاة أربعين يوما

contoh ma’shiyat kedua adalah mempercayai peramal dan ramalannya

Hadits sahih riwayat sejumlah perawi hadits dalam kitab-kitab hadits mereka yaitu Sahih Muslim VII/37; Sunan Abu Daud IV/21; Musnah Ahmad IV/68; Sunan Tirmidzi I/242; Sunan Ibnu Majah I/404. Teks hadits sbb:

مَنْ أتى عَرَّافًا فَسَأَلهُ عَنْ شَئٍ لم تقْبَل لَهُ صَلاةُ أربعينَ ليلةً

Artinya: Barnagsiapa yang datang ke tukang ramal lalu mempercayai apa yang dikatakan maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari.

Teks hadits riwayat Abu Daud sbb:

نْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ

Teks hadits versi Imam Ahmad dan perawi hadits lain (Ashabus Sunan) dari Abu Hurairah sbb:

من أتى كاهنا أو عرافا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه و سلم

Artinya: Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun atau peramal, lalu dia percaya pada apa yang dikatakan maka dia telah mengingkari (kufur) syariah Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad s.a.w.

Pengertian Hadits:

As-Syaukani dalam Nailul Autar I/268 disebutkan: kata “arraf” atau dukun peramal adalah seseorang yang membahas tentang barang yang dicuri atau yang hilang dimana keberadaan barang itu dan siapa pencurinya dan apa sifatnya. Termasuk dalam kategori “arraf” adalah ahli nujum. Adapun orang yang pergi pada peramal untuk bertanya tentang sesuatu supaya dukun itu memberitahu tempat barang yang dicuri atau hilang, maka tidak diterima pahala shalatnya selama 40 hari dan malam selain dosa yang ditimpakan padanya. Baik shalat fardhu atau sunnah.

Adapun makna “lam tuqbal (tidak diterima)” artinya dia tidak mendapat pahala. Bukan tidak sah shalatnya.

Termasuk dalam kategori “arraf” adalah orang yang memakai media cangkir dan kopi atau media lain seperti kartu, dll untuk melakukan ramalan.

Pendapat Ulamak Ahlus Sunnah:

Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah adalah ulama madzhab yang empat, ulama Asy’ariyah dan ulama kontemporer yang bukan Wahabi.

Aaz-Dzahabi:

Az-Dzahabi dalam kitab Al-Kabair memasukkannya ke dalam dosa besar ke-46. Dengan dasar dalil dari Quran dan hadits yang diriwayatkan Az-Zahaby

Pendapat Sebagian Ulamak Salaf:

Sebagian ulama memerinci hukum dari soal ini sebagai berikut:

إن سأله معتقدا صدقه ، وأنه يعلم الغيب فإنه يكفر .

ـ فإنْ اعتقد أنَّ الجن تُلْقِي إليه ما سمعته من الملائكة أو أنه بإلهام فصدقه من هذه الجهة لا يكفر

Artinya: Apabila seseorang bertanya pada dukun ramal serta yakin atas kebenarannya bahwa dukun itu mengetahui masal gaib, maka hukumnya kafir. Apabila orang yang datang ke dukun itu meyakini bahwa adalah jin yang membisikkan pada dukun itu mendengar dari malaikat atau melalui ilham lalu percaya dari arah ini maka tidak kafir.

As-Sysukani:

As-Syaukani dalam kitab Nailul Authar I/368 menyatakan bahwa yang dimaksud “faqod kafara” (ia menjadi kafir) adalah kufur majazi bukan kufur haqiqi menurut sebagian pendapat. Lebih detail, As-Syaukani menyatakan:

قوله: فقد كفر ظاهره أنه الكفر الحقيقي، وقيل هو الكفر المجازي، وقيل من اعتقد أن الكاهن والعراف يعرفان الغيب ويطلعان على الاسرار الإلهية كان كافرا كفرا حقيقيا، كمن اعتقد تأثير الكواكب وإلا فلا.

Artinya: Kata hadits “maka ia menjadi kafir” secara pemahaman dzahir (eksplisit) ia kufur haqiqi. Menurut satu pendapat adalah kufur majazi. Menurut pendapat lain: barangsiapa yang meyakini bahwa dukun ramal itu mengetahui urusan gaib dan melihat rahasia ilahiah (ketuhanan) maka ia menjadi kafir haqiqi sebagaimana orang yang meyakini pengaruh perbintangan. Apabila tidak seperti itu, maka tidak dianggap kafir.

Menanggapi pertanyaan kedua

Dan apabila benar,terus gmn menanggapi orang yg mau taubat? Apa malah gak memberatkan?

Taubat harus disegerakan dari setiap dosa dan ma’shiyat.

dan konsekwensi bagi peminum khomar atas kalimat “Lam Tuqbal” adalah tidak di terima bukan tidak sah sholatnya (jika memang sholatnya memenuhi syarat dan rukun serta menjauhi pembatalannya).

Tidak diterima sholatnya sebagai bentuk tahdzir agar muslimin menjauhinya,namun bagi peminum arak yang bertaubat,segera laksanakan ibadah-ibadah yang wajib seperti sholat,jangan mempunyai anggapan atas teks hadits diatas,percuma melaksanakan sholat dan menunggu lewatnya empat puluh hari.

Ibnu Rojab dalam kitab Jami’il ‘Ulum wal Hikam mengatakan

ومن هاهنا يعلم أن ارتكاب بعض المحرمات التي ينقص بها الإيمان تكون مانعة من قبول بعض الطاعات ، ولو كان من بعض أركان الإسلام بهذا المعنى الذي ذكرناه ، كما قال النبي صلى الله عليه وسلم : من شرب الخمر لم يقبل الله له صلاة أربعين يوما وقال : من أتى عرافا فصدقه بما يقول ، لم تقبل له صلاة أربعين يوما وقال : أيما عبد أبق من مواليه ، لم تقبل له صلاة .

kutipan dari kitab Zaadul Ma’ad atas hikmah tidak diterimanya sholat selama empat puluh hari

والحكمة في تخصيص الأربعين يوما في هذا الحديث : أن أثر الخمر يبقى في جوف العبد وعروقه وأعضائه أربعين يوما

Adapun hikmah dalam menentukan empat puluh hari dalam hadits tsb di atas adalah: Bahwa Atsar atau bekas atau efek khomr akan membekas / tetap dalam tubuh manusia selama empat puluh hari,ia beredar bersama darah melalui urat-uratnya dan singgah di organ-organ dan anggota tubuh manusia peminumnya.

Hadits riwayat Tabrani

والّذي نفس محمّد بيده إنّ العبد ليقذف اللقمة الحرام في جوفه ما يتقبّل منه عمل أربعين يوما , وأيّما عبد نبت لحمه من سحت فالنار أولى ب

Artinya: Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggamannNya sesungguhnya seorang hamba yang memasukkan satu suapan yang haram kedalam perutnya maka amalnya sama sekali tidak diterima selama 40 hari. Dan siapa saja yang dagingnya tumbuh dari sesuatu yang haram maka nerakalah yang pantas untuknya”

Hadits riwayat Muslim

من أتى عرافا فسأله عن شيء لم تقبل له صلاة أربعين ليلة

Artinya: Barang siapa mendatangi dukun dan bertanya sesuatu, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam.

Hadits riwayat Baihaqi

من شرب الخمر لم تقبل له صلاة أربعين صباحا فإن تاب تاب الله عليه ، و إن عاد لم تقبل له صلاة أربعين صباحا ، فإن تاب تاب الله عليه

Artinya: Orang yang minum khamr, tidak diterima shalatnya 40 hari. Siapa yang bertaubat, maka Allah memberinya taubat untuknya.

Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.

[Ical Rizaldysantrialit, Af-idah Arifin]

Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.

Pos terkait