Pertanyaan: Mengapa Allah Bersumpah dengan Kata Demi Masa?
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dalam Surat al-Ashr, mengapa Allah bersumpah dengan kata demi masa? [Madin Miftahul Qulub]
Jawaban atas Pertanyaan Allah Bersumpah dengan Kata Demi Masa.
Wa’alaikumussalaam Wr. Wb.
Kitab Tafsir al Qurtuby (20/160):
Allah azza wa jalla bersumpah dengan masa karena dalam masa tersebut terdapat peringatan terhadap perubahan dan pergantian keadaan, dan karena di dalamnya terdapat petunjuk atas adanya pencipta, Dikatakan bahwa: al-ashr maksudnya malam dan siang
Kitab Tafsir al Baghowi (8/525):
Abdullah bin Abbas berkata yang dimaksud al-Ashr adalah ad-dahr (masa). Dikatakan bahwa: Allah bersumpah dengan masa karena itu adalah sebuah ibroh (pelajaran) bagi nadhir (orang yang melihat dan merenungkan).
Kitab Tafsir al Kabir:
Sesungguhnya Allah bersumpah dengan al-Ashr sebagaimana bersumpah dengan adl-Dluha, karena pada keduanya mengumpulkan terhadap dalil-dalil qudroh (kekuasaan). Sesungguhnya setiap pagi itu seakan-akan kiamat yang mana manusia keluar dari kubur. Orang-orang mati pada hidup, timbangan (amal) ditegakkan/ditunaikan Dan setiap sore menyerupai penghancuran dunia dengan petir dan kematian. Dan masing-mading dari dua keadaan tersebut merupakan saksi yang adil. Kemudian ketika hakim tidak bijaksana dalam memberi hukum setelah datangnya dua saksi maka dia berada dalam kerugian. Begitu pula manusia yang lalai dari keduanya (pagi dan sore) itu berada dalam kerugian.
Al-Hasan rohimahulloh berkata: Allah hanyalah bersumpah dengan waktu sebagai bentuk peringatan bahwa pasar-pasar sudah dekat waktu habisnya dan selesainya perdagangan serta usaha di dalamnya. Maka ketika engkau tidak berusaha/bekerja, engkau masuk rumah dan keluarga mengelilingimu seraya masing-masing meminta haknya kemudian ketika demikian itu engkau gelisah dan merasa malu maka engkau termasuk orang-orang yang merugi.
Begitu pula kita berkata: demi masa, maksudnya waktu dunia telah mendekati kiamat, dan engkau setelah itu tidak melakukan persiapan sedangkan engkau mengetahui bahwa esok engkau akan ditanyai mengenai nikmat yang diberikan padamu ketika di dunia, dan engkau ditanyai mengenai muamalah (perlakuan dan tindakanmu) mu betsama makhluk, dan setiap orang dari golongan yang teraniaya menuduh sesuatu yang memberatkanmu, maka dengan demikian engkau adalah orang yang merugi.
Dan hal yang sepadan adalah
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ
Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat). {Surat Al-Anbiya’, Ayat 1}
Wallohu a’lam bisshowab. Semoga bermanfaat. [Mujaawib: Ust. Nur Hamzah , Ust. Maafin Saya]
Sumber tulisan lihat di sini.
Tulisan terkait baca di sini.