Tafsir Surat Al-A’rof Ayat 143

Tafsir Surat Al-A'rof Ayat 143

Pertanyaan: Tafsir Surat Al-A’rof Ayat 143

Assalamu alaikum Wr. Wb.

sya nanya lgi mengenai surat al-a’raf :143,,”bahwa gunung turs hancur luluh” nah skr kita lihat bahwa gunung itu masi berdiri kokoh,,,jdi gimn nich qur-an,bingung! ! mohon pnjelasannya

Bacaan Lainnya

Jawaban Atas Pertanyaan Tafsir Surat Al-A’rof Ayat 143

Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Dalam hadis Nabi saw. disebutkan: 
عن أبي موسى قال: قال صلى الله عليه وسلم: حجابه نور لو كشفه لحرقت سبحات وجهه ما انتهى بصره من خلقه
Artinya: Dari Abu Musa, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Hijab (pembatas) Allah ialah nur (cahaya). Sekiranya nur itu disingkapkan niscaya keagungan sinar wajah-Nya akan membakar seluruh makhluk yang sampai pandangan Tuhan kepadanya.” (H.R Muslim)
Selanjutnya Allah swt. berkata kepada Musa: “Melihatlah ke bukit, jika bukit itu tetap kokoh dan kuat seperti sediakala setelah melihat-Ku, tentulah kamu dapat pula melihat-Ku karena kamu dengan itu adalah sama-sama makhluk ciptaan-Ku. Tetapi jika bukit yang kokoh dan kuat itu tidak tahan dan hancur setelah melihat-Ku betapa pula kamu hai Musa dapat melihat-Ku, karena seluruh makhluk yang aku ciptakan tidak mampu dan sanggup untuk melihat-Ku.”
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Ketika Musa a.s. memohon kepada Tuhannya: “Perlihatkanlah zat Engkau kepadaku.” Allah menjawab: “Kamu sekali-kali tidak akan dapat melihat-Ku.” Kemudian Allah menegaskan lagi: “Kamu tidak akan dapat melihat-Ku untuk selama-lamanya hai Musa.
” Tidak seorang pun yang sanggup melihat-Ku, lalu sesudah itu ia tetap hidup.” Akhirnya Allah berkata: “Melihatlah ke bukit yang tinggi lagi besar itu. Jika bukit itu tetap di tempatnya, tidak bergoncang dan hancur, tentulah ia melihat kebesaran-Ku, mudah-mudahan kamu dapat melihatnya pula, sedangkan kamu benar-benar lemah dan rendah. Sesungguhnya gunung itu bergoncang dan hancur bagaimanapun juga kuat dan dahsyatnya, sedang kamu lebih lemah dan rendah.”
Ada beberapa pendapat mufassir tentang yang dimaksud dengan ayat: “Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu.” Sebagian mufassir mengatakan bahwa yang tampak bagi gunung itu ialah zat Allah. Bagaimanapun juga pendapat para mufassir, namun tampaknya Allah itu bukanlah seperti tampaknya makhluk. Tampaknya Tuhan adalah tampaknya sesuai dengan sifat-sifat Allah yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia.
Setelah Musa a.s. sadar dari pingsannya dan sadar pula bahwa ia telah meminta kepada Allah swt. sesuatu yang dapat membahayakan dirinya, ia merasa telah berbuat dosa karena itu ia memohon dan berdoa kepada Allah swt.,
“Maha Suci Engkau ya Tuhanku, aku berdosa karena meminta sesuatu kepada Engkau yang di luar batas kemampuanku menerimanya, karena itu aku bertobat kepada Engkau dan tidak akan mengulangi perbuatan kesalahan seperti yang telah lalu itu, dan aku termasuk orang-orang yang pertama beriman kepada-Mu.”
Berkata Mujahid: “Tubtu ilaika” (aku bertaubat kepada Engkau), maksudnya ialah aku bertaubat kepada Engkau karena aku telah memohon kepada Engkau agar dapat melihat zat Engkau.
“Wa ana awwalul mu’minin”, (aku orang yang pertama-tama beriman) maksudnya ialah aku adalah orang Bani Israil yang pertama-tama beriman kepada Engkau). Sedang dalam suatu riwayat yang lain dari Ibnu Abbas ialah orang yang pertama-tama percaya bahwa tidak seorang pun yang dapat melihat Engkau (di dunia).
Tafsir Jalalain 
{ ولما جاء موسى لميقاتنا } أي للوقت الذي وعدناه بالكلام فيه { وكلَّمه ربُّه } بلا واسطة كلاما سمعه من كل جهة { قال رب أرني } نفسك { أنظر إليك قال لن تراني } أي لا تقدر على رؤيتي، والتعبير به دون لن أرى يفيد إمكان رؤيته تعالى { ولكن انظر إلى الجبل } الذي هو أقوى منك { فإن استقر } ثبت { مكانه فسوف تراني } أي تثبيت لرؤيتي وإلا فلا طاقة لك { فلما تجلَّى ربُّه } أي ظهر من نوره قدر نصف أنملة الخنصر كما في حديث صححه الحاكم { للجبل جعله دكا } بالقصر والمد، أي مدكوكا مستويا بالأرض { وخرَّ موسى صَعقا } مغشيا عليه لهول ما رأى { فلما أفاق قال سبحانك } تنزيها لك { تبت إليك } من سؤال ما لم أؤمر به { وأنا أوَّلُ المؤمنين } في زماني .
Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Qurthuby,bisa di simak dihttp://www.alro7.net/ayaq.php?aya=143&sourid=7
> Rizal Salim
Pokok pertanyaan ªkυ͡ taz,,mengenai posisi gunung ♈ªϞƍ hancur luluh tapi kenyataannya skarang gunung itu msi berdiri kokoh,,,??
> Santriwati Dumay 
dalam tafsir al qurtuby ada penjelasan bahwa gunung tsb telah lebur dibumi sampai sekarang
menutut ibnu abas telah menjadi debu dan menurut atiyah al aufy telah menjadi kerikil.
تفسير القرطبي الجزء السابع ص: 251
وفي التفسير : فساخ الجبل في الأرض ; فهو يذهب فيها حتى الآن . وقال ابن عباس : جعله ترابا . عطية العوفي : رملا هائلا .
dalam tafsir ibnu katsir ada keterangan bahwa gunung tsb masuk kedalam bumi dan tdk akan keluar hingga hari kiamat
تفسير ابن كثير الجزء الثالث ص: 470
عن أبي بكر الهذلي : ( فلما تجلى ربه للجبل جعله دكا ) انقعر فدخل تحت الأرض ، فلا يظهر إلى يوم القيامة .
وجاء في بعض الأخبار أنه ساخ في الأرض ، فهو يهوي فيها إلى يوم القيامة ، رواه ابن مردويه

Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.

[Mujawib: Mas Hamzah, Anake Garwane Pake]

Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.

Pos terkait