PERTANYAAN :
Assalamu alaikum, bagaimana hukum nya kalaw misalkan yang menjadi muadzin itu jaid, sementara yang iqomat adalah umar, padahal si jaid ada ?! Mohon share ilmu nya makasih. [Mohammad Abd Rahman ].
JAWABAN :
Wa’alaikum salam. Dalam kitab al Muhadzdzab (Majmu’ 3/121) diterangkan:
وَالْمُسْتَحَبُّ أَنْ يَكُونَ الْمُقِيمُ هُوَ الْمُؤَذِّنُ لِأَنَّ زِيَادَ بْنَ الْحَارِثِ الصُّدَائِيَّ أَذَّنَ فَجَاءَ بِلَالٌ لِيُقِيمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” إنَّ أَخَا صُدَاءٍ أَذَّنَ وَمَنْ أَذَّنَ فَهُوَ يقيم ” فان اذن واحد وَأَقَامَ غَيْرُهُ جَازَ لِأَنَّ بِلَالًا أَذَّنَ وَأَقَامَ عبد الله بن زيد
Sunnahnya orang yang iqomah adalah orang yang adzan, karena Ziyad ibn al Harits ash Shuda`i melakukan adzan, kemudian datanglah Bilal untuk iqomah, maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya saudara Shuda` telah adzan, barang siapa adzan maka dia yang iqomah. Jika satu orang adzan dan satu orang lainnya iqomah maka itu boleh karena Bilal azdan sementara Abdullah ibn Zaid iqomah. Wallohu a’lam. [Abdullah Afif].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/486488578040622/