PERTANYAAN :
Haramkah pelaksanaan sholat sunah setelah menunaikan sholat witir ? [Bambang Isnadi].
JAWABAN :
Intinya hal itu diperbolehkan. Waqod kana abu bakrin R.A yutiru qobla an-yanama, tsumma yaqumu wayatahajjadu..wa umar R.A yanamu qobla an-yutiro, wayaqumu wayatahajjadu wayutiru, fatarofa’a ila rasulillah Saw faqola: hadza akhudzu bilhazmi, ya’ni abi bakrin wahada akhudzu bilquwwah ya’ni umaro. [ Fathul mu’in ].
ويسن جعله آخر صلاة الليل ) ولو نام قبله لخبر الشيخين اجعلوا آخر صلاتكم من الليل وترا
فإن كان له تهجد أخر الوتر إلى أن يتهجد وإلا أوتر بعد فريضة العشاء وراتبتها هذا ما في الروضة كأصلها وقيده في المجموع بما إذا لم يثق بيقظته آخر الليل وإلا فتأخيره أفضل لخبر مسلم من خاف أن لا يقوم آخر الليل فليوتر أوله ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل فإن صلاة آخر الليل مشهودة وذلك أفضل
(Disunahkan menjadikan shalat witir sebagai penutup dari rangkaian shalat malam) meskipun ia tidur sebelum shalat malamnya berdasarkan hadits Nabi “Jadikanlah akhir shalat malam kalian berupa shalat witir” (HR. Bukhari muslim). Bila ia memiliki shalat Tahajjud dimalam harinya disunahkan mengakhirkan witirnya bila tidak lakukan witir setelah shalat isya. Imam Nawawi dalam al-majmu’ memberi batasan hal demikian (shalat witir setelah isya) bila memang ia tidak yakin mampu bangun diakhir malam, bila yakin mampu maka yang lebih utama baginya mengakhirkan witir berdasarkan hadits riwayat muslim : “Barangsiapa takut tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaknya dia shalat witir di awal malam, barangsiapa bersemangat yakin untuk bangun di akhir malam maka hendaknya dia witir di akhir malam, karena shalat di akhir malam disaksikan, dan itu lebih utama.” (HR. Muslim (755). [Mughni alMuhtaaj I/222].
فيه دليل صريح على أن تأخير الوتر إلى آخر الليل أفضل لمن وثق بالاستيقاظ آخر الليل وأن من لا يثق بذلك فالتقديم له أفضل وهذا هو الصواب
Dalil tegas ini menjelaskan bahwa mengakhirkan witir diakhir malam lebih utama bagi orang meyakini mampu bangun diakhir malam, dan melakukan witir sebelum tidur lebih utama bagi yang tidak yakin mampu bangun diakhir malam [ Syarh Nawawi ala Muslim VI/25 ].
Dari keterangan-keterangan di atas berarti jelas bahwa shalat witir sebagai penutup dari rangkaian shalat malam hanyalah merupakan bentuk keutamaan bukan persyaratan. Wallaahu A’lamu Bis showaab. [Mas Iyung-ganteng, Masaji Antoro].