Bagaimana Hukum Takbirotul Ihrom Dengan Lafadh Allah Rohman Akbar?

Bagaimana Hukum Takbirotul Ihrom Dengan Lafadh Allah Rohman Akbar

PERTANYAAN:Bagaimana Hukum Takbirotul Ihrom Dengan Lafadh Allah Rohman Akbar?

Bagaimana Hukum Takbirotul Ihrom Dengan Lafadh Allah Rohman Akbar?
[Al Hikam Ibnu ‘Atho’illah Assyakandary ra]

JAWABAN atas Pertanyaan Hukum Takbirotul Ihrom Dengan Lafadh Allah Rohman Akbar

Wa’alaikumussalam, hukum takbirotul ihromnya tidak sah, karena ketika mengucapkan
الله رحمن أكبر
Lafadh Rohman berupa isim nakiroh dan bukan termasuk sifat dari lafadz Allah yang berupa isim ma’rifat. Jadi takbirotul ihromnya tidak sah.
Syarat – syarat takbirotul ihrom dalam shalat :

– Matan safinatun naja hamisy kasifatus saja hal. 59-60

فصل : شروط تكبيرة الإحرام ستة عشر : أن تقع حالة القيام فى الفرض ، و أن تكون بالعربية ، و أن تكون بلفظ الجلالة و بلفظ أكبر ، و الترتيب بين اللفظين ، و أن لا يمد همزة الجلالة ، و عدم مد باء أكبر ، و أن لا يشدد الباء ، و أن لا يزيد واوا ساكنة أو متحركة بين الكلمتين ، و أن لا يزيد واوا قبل الجلالة ، و أن لا يقف بين كلمتى التكبير وقفة طويلة و لا قصيرة ، و أن يسمع نفسه جميع حروفها ، و دخول الوقت فى المؤقت ، و إيقاعها حال الإستقبال ، و أن لا يخل بحرف من حروفها ، و تأخير تكبيرة المأموم عن تكبيرة الامام

Syarat-syarat takbiratul ihram itu ada enam belas:

Bacaan Lainnya

1. Dilakukan dengan keadaan berdiri pada shalat fardhu.

2. Bahwa dengan menggunakan bahasa Arab.

3. Bahwa dengan ucapan “Allah” dan dengan ucapan “Akbar”.

4. Tertib di antara dua ucapan.

5. Bahwa tidak memanjangkan Hamzah pada ucapan “Allah”.

6. Tidak memanjangkan bunyi bacaan huruf Ba pada ucapan “Akbar”.

7. Bahwa tidak mentasydid (bunyi) bacaan huruf Ba.

8. Bahwa tidak menambah (bunyi) huruf Waw yang sukun di antara dua kata takbir.

9. Bahwa tidak menambahkan (bunyi) huruf Waw yang berbaris di antara dua kata takbir.

10. Bahwa tidak menambahkan (bunyi) huruf Waw sebelum ucapan “Allah”.

11. Bahwa tidak boleh waqaf (berhenti) di antara dua kata takbir baik waqaf yang lama maupun waqaf yang sebentar.

12. Bahwa diperdengarkan pada dirinya seluruh huruf takbir.

13. Masuk waktu pada shalat yang berwaktu.

14. Melakukan takbir dengan keadaan menghadap ke arah kiblat.

15. Bahwa tidak cacat (walaupun) satu huruf dari semua huruf takbir.

16. Dilambatkan (mengakhirkan) takbir makmum daripada takbir imam.

– Kasyifatus saja syarh safinatun naja hal. 60 :

والحادي عشر أن لا يقف بين كلمتي التكبير وقفة طويلة ولا قصيرة ، ولا يضر الفصل بينهما بأدة التعريف ولا بوصف لم يطل ، كالله الأكبر ، أو الله الجليل أكبر ، الله الرحمن الرحيم أكبى ، بخلاف ما لو طال الوصف بأن كان ثلاثا فأكثر ، كالله الجليل العظيم الحليم أكبر ، أو الله الذي لا إله إلا هو الملك القدوس أكبر ، وبخلاف الوصف كالضمير في قوله الله هو أكبر ، أو النداء في قوله الله يا رحمن أكبر ، والمراد بالصفة الصفة المعنوية لا صفة نحوية فتشمل نحو عز وجل فإنهما صفتان في المعنى دون اللفظ ، لأن عز وجل من قولنا الله عز وجل أكبر فيصح ذلك ، بخلاف ما لو قال الله جليل أكبر بتنكير جليل فإنه لا يصح ، لأنه حينئذ ليس صفة ، وأما لو قال جليل الله أكبر . . فلا يضر ، لأنه لم يدخل في الصلاة

Syarat takbir yang kesebelas :

Tidak boleh berhenti di antara dua kalimat takbir baik dengan berhenti yang lama dan sebentar.

→ Tidak apa-apa memisah antara dua kalimat takbir dengan adat ma’rifat (al) seperti:

الله الأكبر

dan sifat yang tidak panjang seperti:

الله الجليل أكبر
الله الرحمن الرحيم أكبر

→ Lain halnya jika dipisah dengan sifat yang panjang, dengan tiga sifat atau lebih seperti:

الله الجليل العظيم الحليم أكبر
الله الذي لا إله إلا هو الملك القدوس أكبر

→ dan juga jika dipisah dengan dlomir seperti:

الله هو أكبر

Atau dipisah dengan nida’ , seperti :

الله يا رحمن أكبر

(Tiga contoh tersebut termasuk yang tidak sah)

→ Yang dimaksud dengan sifat di sini adalah sifat ma’nawiyah (dalam segi makna) bukan sifat nahwiyah (dalam segi lafadh), sehingga mencakup terhadap semisal lafadh

عز وجل

Karena keduanya adalah dua sifat dalam segi makna bukan lafadh., karena lafadh

عز وجل

dalam ucapan :

الله عز وجل أكبر

itu menjadi hal, sehingga ucapan tersebut sah.

→ Berbeda halnya dengan ucapan

الله جليل أكبر

dengan menakirohkan lafadh

جليل

Maka tidak sah, karena pada contoh demikian bukanlah termasuk sifat.

→ Adapun ucapan :

جليل الله أكبر

Maka tidak apa-apa karena lafadh

جليل

Belum masuk di dalam sholat.

Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat. [Maafin Saya].

Sumber tulisan di sini

Tulisan terkait bisa dilihat di sini

Pos terkait