Hikmah Jumlah Rakaat Shalat Fardhu

Hikmah Jumlah Rakaat Shalat Fardhu

Disebutkan dalam kitab Sulamul Munajat hal 18 – karya Syeikh Nawawi Al-Bantani:

وحكمة عدد ركعات الصلوات الخمس الشكر علي النعم التي في الحواس الخمس وستر الخطايا منها .وذلك ان ركعات الصبح ثنتان لان اللمس يدرك النعومة والخشونة فالركعتان للشكر عليهما ولستر الخطايا منهما.وان ركعات الظهر اربع لان الشم يدرك المشموم من اربع جهات فذلك للشكر علي ذلك ولستر خطاياه.وان ركعات العصر اربع لان السمع يدرك المسموع من اربع جهات فذلك للشكر علي ذلك ولستر خطاياه.وان ركعات المغرب ثلاث لان المبصرات من ثلاث جهات أمام ويمين وشمال ولايدرك من وراء فذلك للشكر علي ذلك ولستر خطاياه.وان ركعات العشاء أربع لان الذوق يدرك أربعة اشياء البرودة والحرارة والمرارة والحلاوة فذلك للشكر علي ذلك ولستر خطاياه

Bacaan Lainnya

Adapun hikmah jumlah rakaat shalat fardhu yang lima waktu adalah mensyukuri segala nikmat yang berada pada panca indera (mata dengan penglihatannya, hidung dengan penciumannya, telinga dengan pendengarannya, lisan / lidah dengan perasanya dan kulit dengan perabanya).

Jumlah rakaat shalat subuh adalah dua, karena rabaan bisa mengidentifikasi lembut dan kasar, maka dua rakaat tadi menjadi tanda syukur atasnya dan menghapus dosa atasnya.

Jumlah rakaat shalat dzuhur adalah empat, karena penciuman bisa menemukan aroma dan bebauan dari empat penjuru, karenanya empat rakaat ini menjadi tanda syukur atasnya dan menjadi penghapus dosa atasnya.

Jumlah raka’at shalat ashar adalah empat, karena pendengaran bisa menemukan/menangkap suara dari empat penjuru, karenanya empat raka’at ini menjadi tanda syukur atasnya dan menjadi penghapus dosa atasnya.

Jumlah raka’at shalat maghrib adalah tiga, karena pandangan atau penglihatan hanya bisa menangkap objek dari tiga arah, yaitu: dari arah depan, arah kanan dan arah kiri, dan tidak bisa menangkap objek dari arah belakang. karenanya tiga raka’at ini menjadi tanda syukur atasnya dan menjadi penghapus dosa atasnya.

Dan jumlah raka’at shalat isya adalah empat, karena mencicipi/merasa bisa mengidentifikasi empat perkara: dingin, panas, pahit dan manis, karenanya empat rakaat ini menjadi tanda syukur atasnya dan menjadi penghapus dosa atasnya. Wallahu a’lam.

[Yai Ical Rizaldysantrialit].

Sumber tulisan lihat di sini.

Tulisan terkait baca di sini.

Pos terkait