Kisah Abah Guru Sekumpul Menyadarkan Anak Yang Durhaka
Abah Guru Sekumpul merupakan contoh teladan dalam berbakti kepada orang tua. Walaupun sangat sibuk dengan proses belajar mengajar di Majelis beliau, serta setiap hari menerima tamu yang datang, namun Abah Guru Sekumpul tidak pernah meninggalkan kewajiban sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Sejak kecil hingga usia tuanya, Abah Guru Sekumpul selalu berada disamping orang tuanya. Beliau tidak tega untuk berpisah dengan orang tuanya, sehingga sampai wafat kedua orang tuanya selalu tinggal serumah. Setiap hari beliau selalu berkhadam, melayani dan mengabdikan dirinya untuk kedua orang tuanya. Lebih-lebih saat orang tua beliau sakit, sekejappun beliau enggan untuk menjauh dari orang tuanya, kecuali dalam kondisi sangat mendesak.
Itulah akhlak beliau terhadap kedua orang tuanya yang sungguh luar biasa. Dan meski setiap hari dengan setia selalu melayani orang tuanya, beliau juga tidak lupa memohon keampunan kedua orang tuanya. Pernah Abah Guru Sekumpul berucap di Majelis beliau;
“Aku tiap habis subuh meminta ampun kepada ibuku, bersujud mencium lutut beliau”
Dalam hal apapun, meski sudah menjadi orang besar dan berpengaruh, Abah Guru Sekumpul tetap meminta pendapat, musyawarah dan minta izin dengan orang tuanya.
Baca juga: Kisah Guru Sekumpul Diajak ke Bioskop, Seketika Listrik Padam
Setiap kali akan menghadiri undangan baik dekat maupun jauh, selalu beliau meminta izin dan restu dari orang tua beliau. Dan setiap kali menghadiri undangan itu, selalu mencium tangan orang tuanya, baik saat berangkat maupun saat kembali.
Sungguh merupakan contoh akhlak yang sangat luar biasa terhadap orang tua, di zaman manusia tidak terlalu perduli lagi tentang akhlak terhadap orang tua.
Sehingga tidaklah aneh, jika beliau mendapat penghargaan luar biasa dari Allah SWT, berupa maqom dan kedudukan yang sangat mulia disisi-Nya.
Ibunda beliau Hj. Masliyah sendiri mengakui sikap Guru Sekumpul yang senantiasa memelihara dan menjaga akhlak beliau terhadap kedua orang tuanya, “SI ANANG (SEBUTAN SAYANG UNTUK ABAH GURU DARI IBUNDA BELIAU) INI KADA (TIDAK) PERNAH MENYAKITI HATI UNDA (AKU)”.
Demikian Kisah Abah Guru Sekumpul Menyadarkan Anak Yang Durhaka, semoga bermanfaat dan menjadi teladan bagi anak-anak untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua.
__________
Penulis: Muhammad Rif’an